A. Macam-Macam Syu’abul Iman
Penulis
kitab Al-Manhaj, Al-Hulaimi berpendapat bahwa cabang iman ada 77. Berbeda
halnya dengan Al-Hafidz Abu Hatim Ibnu Hibban yang mengungkapkan bahwa terdapat
79 cabang iman.
Cabang-cabang
iman tersebut berupa amalan yang diantaranya merupakan rukun dan ushul
sehingga tidak boleh diabaikan, misalnya tidak percaya akan terjadinya hari
kiamat. Cabang iman lainnya ada pula yang bersifat furuk (cabang),
maksudnya jika seorang tidak mengamalkan cabang iman ini, imannya tidak akan
hilang dan ia tetap dianggap beriman, namun kadar keimanannya berkurang, bahkan
bisa menjadi orang yang fasik. Contohnya, berbuat buruk terhadap tetangga.
Berikut
rincian cabang-cabang iman sesuai kelompoknya.
a. Cabang iman yang berhubungan dengan hati
Niat terletak di dalam hati seseorang dan tidak dapat
dideteksi, baik melalui rupa maupun lisan. Niat biasanya diartikan sebagai
gerakan batin untuk menentukan jenis ibadah yang dilakukan. Begitu pun akidah,
letaknya di hati berupa keyakinan pada sesuatu.
b. Cabang iman yang berhubungan
dengan lisan
Lidah merupakan anggota tubuh penting bagi manusia
untuk berbicara. Sebuah pepatah bijak mengatakan “lidah tidak bertulang”
maksudnya adalah mengatakan sesuatu itu mudah, tetapi pelaksanaannya yang sulit.
Ada juga yang mengatakan bahwa “kata yang lepas dari lisanmu bukan lagi
milikmu, tetapi milik yang mendengarkan”. Ungkapan-ungkapan tersebut
menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan manusia, terutama
umat muslim sehingga menjadi salah satu bagian yang memengaruhi keimanan
seseorang.
c. Cabang iman yang berhubungan dengan anggota tubuh
Anggota tubuh merupakan bagian dari tubuh manusia yang
dapat melakukan berbagai aktivitas atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain dibenarkan dengan hati dan dinyatakan dengan lisan, iman juga diamalkan dengan
perbuatan anggota badan. Apa yang kita lakukan di dunia, kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah Swt. Bahkan anggota badan pun akan menjadi
saksi atas apa yang kita perbuat
B. Manfaat Mempelajari Syu’abul Iman
Banyak manfaat yang diperoleh dengan
mempelajari syu’abul iman, antara lain sebagai berikut.
a. Semakin mengokohkan keyakinan terhadap rukun iman
b. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap rukun Islam
c. Memiliki akhlak mulia, diantaranya sikap disiplin, jujur, dan
bertanggung jawab
C. Membiasakan Diri Bersikap Disiplin, Jujur, dan Bertanggung Jawab sebagai
Cabang dari Iman
Memahami
hakikat dari syu’abul iman, maka akan melahirkan akhlakul karimah
kepada orang yang beriman, diantaranya:
1. Disiplin
Menurut Muhammad Ali dalam Kamus Lengkap Bahasa
Modern, disiplin adalah latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib.
Berlandaskan pengertian tersebut, disiplin
suatu sikap yang mengharuskan seseorang menaati ketentuan dan peraturan
yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
2. Jujur
Jujur adalah sifat yang membutuhkan kesesuaian antara
perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan.
3. Bertanggung Jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai beban kewajiban
suatu pekerjaan atau tugas yang harus dipikul sesuai dengan ketentuan.
0 Comments