Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan bahwa bahasa standar adalah (ragam) bahasa yang diterima untuk
dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan dan
surat-menyurat resmi. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah
ragam bahasa ilmiah atau disebut juga bahasa standar (baku) (Setiorini, 2010).
Dalam Laba & Rinayanthi (2018: 17),
Chaer (2011) memaparkan bahwa ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah bersifat lugas, mematuhi kaidah-kaidah gramatika, dan bebas dari
ketaksaan, yakni tidak bersifat ambigu. Oleh karena itu, karya ilmiah
memerlukan ragam bahasa yang objektif, reproduktif, dan menggunakan kata yang
bermakna denotasi.
1. Objektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan bahwa objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Menurut Laba & Rinayanthi
(2018: 18) objektif artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus
didasarkan kepada data dan fakta. Dalam mempertahankan objektivitas karya
ilmiah di antaranya ditandai dengan penggunaan kalimat pasif. Kata ganti yang
digunakan adalah kata ganti yang menunjukkan orang tersebut sebagai pelaku
kegiatan, misalnya peneliti, bukan aku, kamu, atau ia.
2. Reproduktif
Pengertian informasi yang dibaca pembaca
harus benar-benar sama dengan pengertian yang disampaikan penulis. Reproduktif
adalah ciri utama karya ilmiah yang baik. Karya ilmiah yang reproduktif
harus memungkinkan pembaca untuk memahami dan menginterpretasikan informasi
dengan tepat, seperti yang dimaksud oleh penulis.
Karakteristik Bahasa Ilmiah Reproduktif
adalah bahasa yang digunakan harus:
a.
Jelas
dan Tegas: Kalimat-kalimat harus mudah dipahami tanpa adanya makna ganda
atau interpretasi yang berbeda.
b.
Padat
dan Singkat: Informasi yang disampaikan secara efektif tanpa bertele-tele.
c.
Objektif: Penulis
menghindari menyampaikan pendapat pribadi atau bias, dan menyampaikan informasi
berdasarkan fakta dan data yang dapat dibenarkan.
d.
Sistematis: Informasi
disajikan secara terstruktur dan logis.
Contoh:
Kalimat
yang reproduktif: "Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk
organik meningkatkan hasil panen sebesar 15%."
Kalimat
yang tidak reproduktif (karena ambigu): “Pupuk organik dapat meningkatkan hasil
panen.” (karena bisa diartikan peningkatan bisa lebih atau kurang dari
15%)
3. Bermakna Denotatif
Pemilihan kata akan memengaruhi makna
kata. Oleh karena itu pada penulisan karya ilmiah, pemilihan kata yang
mempunyai makna denotatif sangatlah penting. Makna denotatif adalah makna yang
sesuai konsep asalnya tanpa penambahan makna berdasarkan perasaan pembaca.
Menurut Laba & Rinayanthi (2018:
26), denotatif berlawanan dengan konotatif. Makna denotatif adalah makna
sebenarnya atau makna secara harfiah suatu kata, sedangkan makna konotatif
adalah makna tambahan atau makna tidak langsung yang melekat pada kata
tersebut, biasanya melalui asosiasi atau nilai rasa tertentu.
Makna Denotatif:
Makna sebenarnya: Makna yang sesuai
dengan definisi kata dalam kamus atau makna yang paling umum.
Makna secara harfiah: Makna yang
tidak memiliki nilai rasa atau asosiasi tambahan.
Makna Konotatif:
Makna tambahan:
Makna yang melekat pada kata selain
makna sebenarnya. Dan memiliki karakteristik berupa:
Nilai rasa:
Asosiasi atau perasaan yang terwujud
pada kata, misalnya perasaan positif, negatif, atau netral.
Asosiasi:
Makna konotatif seringkali muncul
melalui asosiasi atau pengalaman pribadi.
Perhatikan contoh perbedaan makna
denotatif dan makna konotatif pada kalimat-kalimat berikut.
a.
Orang
utan memilih buah yang manis sebagai sumber pakan.
Kata
manis pada kalimat di atas mempunyai makna “rasa manis seperti rasa gula”
(mempunyai makna denotasi).
b.
Anak
orang utan itu duduk di dahan dengan manis.
Kata manis
pada kalimat di atas mempunyai makna “menyenangkan, tidak ribut” (mempunyai
makna konotasi). Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan,
baik pikiran maupun perasaan orang yang membacanya.
Untuk soal analisis, silahkan dikerjakan pada link di bawah ini:
https://forms.gle/cSXxTTxa5w3YKZ2J7
Terimakasih
0 Comments