Ticker

6/recent/ticker-posts

4 Puisi Pilihan tentang Ramadhan

 

 



Bulan Ramadhan adalah bulan penuh dengan ampunan, bulan kemenangan dan waktu untuk menanam amal-amal kebaikan. Umat Islam di seluruh dunia, ikut bergembira merayakan kedatangannya, menyongsong semangat untuk berlomba-lomba mengejar pahala, sebagai bekal menuju hari akhiratnya.

Menggambarkan tentang betapa mulianya bulan Ramadhan disertai dengan segala hiruk-pikuk di dalamnya, tidak hanya berbentuk tindakan puasanya. Memuliakan Ramadhan bisa juga digambarkan dengan mengatur keindahannya dengan menuliskan dalam bentuk puisi.

Dikutip dari Detik.com dan Kumparan.com, berikut beberapa puisi pilihan yang bisa dijadikan referensi dalam menggambarkan keagungan puasa. Bacalah 4 puisi berikut ini:

Puisi 1

Judul : Lailatul Qadar

Karya Taufik Ismail

Margasatwa tak berbunyi

Gunung menahan nafasnya

Angin pun berhenti

Pohon-pohon tunduk

Dalam gelap malam

Pada bulan suci

Qur'an turun ke bumi

Qur'an turun ke bumi

Inilah malam seribu bulan

Ketika cahaya sorga menerangi bumi

Ketika cahaya sorga menyinari bumi

Inilah malam seribu bulan

Ketika Tuhan menyeka airmata kita

Ketika Tuhan menyeka dosa-dosa kita

 

Puisi 2

Setiap Ramadhan Mengetuk
Oleh: Tiar Rahman


Ketika tamu agung itu datang, ia mencoba mengetuk
Mencari tahu, apa yang akan dilakukan manusia
Ketika ia menghampiri

Setiap Ramadhan mengetuk
Ibu-ibu sibuk menyiapkan menu untuk sebulan untuk sahur dan berbuka puasa
Bapak-bapak sibuk menyiapkan dana dan lebaran dimana
Anak-anak sibuk menghitung upah puasa
Remaja-remaja sibuk bertanya mau tarawih bareng siapa
Kantor-kantor sibuk menyelenggarakan ceramah dan buka puasa bersama
Tukang baju dan mal-mal sibuk menjerat calon pelanggannya

Sementara di bagian lain di sana
Walau bukan bulan puasa
Tak tahu hari ini dan besok akan makan apa
Berpakaian seadanya
Mereka yang miskin papa

Setiap Ramadhan mengetuk
Televisi berlomba-lomba menyiarkan sinetron-sinetron picisan
Yang mereka sebut islami
Tapi tidak pernah nyar-'i
Tidak pula membumi
Menayangkan seribu kuis katanya untuk bagi-bagi rezeki

Bertabur artis-artis cantik dan seksi
Mengajak mengirim sms sebanyak-banyaknya setiap hari
Layaknya berjudi.

Setiap Ramadhan mengetuk
Masjid-masjid kembali ramai dikunjungi
Orang-orang berlomba berjilbab, bersorban dan berpeci.
Masjid yang dulu sepi
Ramai di awal, kemudian kembali menjadi sepi
Tilawah terdengar di seantero negeri

Dari rumah-rumah, mushola-mushola, masjid-masjid yang berdiri
Semoga itu bukan hanya sekedar bunyi
Tanpa kesan tanpa arti
Tanpa bukti

Padahal...
Setiap Ramadhan mengetuk
Yang diketuknya adalah pintu hati
Agar insan mencari hakikat diri
Agar bisa berkaca pada nurani
Agar lebih perduli untuk berbagi
Agar menjadi mu'min sejati

Kali ini..
Ramadhan akan mengetuk kembali
Apakah kita akan menjadikannya berarti
Ataukah ia akan berlalu seperti Ramadhan-ramadhan yang dulu lagi

Puisi 3

Selamat Bulan Ramadhan
Oleh: Masayu Sechmaida


Mati bulan pada lini
Hilal bersimpul, tersenyum mentari
Terbuka pintu bulan pahala suci
Cahaya mulia menyambangi hari

Langkah pertama menjejak hati
Ikhlas menjalani perintah Ilahi
Berpuasa sepenuh bulat bulan
Dengan cobaan menuju kemenangan

Menumpas nafsu nan meraja
Menahan lapar dahaga mendera
Seluas samudra kesabaran teruji
Lisan terjaga dari perkataan keji

Jiwa raga pancarkan kasih nurani
Pijarkan putih cahaya ruhani
Membaur sinar kemuliaan bulan pahala
Menyentuh hangat insan beriman

Titian bulan pahala terbentang kemuliaan
Semangatlah menapaki dengan ketaqwaan
Hingga final menggapai kemenangan
Selamat menjalani ibadah Ramadhan

Puisi 4

Ketika Ramadhan Menghampiri
Oleh: Noviyanti


Syaban akan berganti
Ramadhan kini dinanti
Bulan suci dambaan hati
Bagi setiap insan yang menanti

Selalu Kudapati wajahmu
Dalam lelap tidurku Menjelang Ramadhan tiba

Engkau datang
Walau sekilas dan hanya tersenyum padaku

Kali ini
Kulihat bayangmu
Seperti biasa
Menjelang Ramadhan tiba

Tapi kali ini
Kau tersenyum padaku tak seperti biasanya

Kali ini
Senyummu begitu indah

Dengan cahaya yang memancar di wajahmu
Kau tersenyum padaku juga padanya

Yang sebenamya baru aku temui beberapa waktu ini
Menjelang Ramadhan
Engkau hadir walau hanya dalam mimpi
Menghapus rinduku
Yang sebenarnya nanti Akan tumbuh kembali.

Ibu semoga doa-doaku bisa melapangkan barzahmu.


Post a Comment

0 Comments