Bulan Ramadhan
adalah bulan penuh dengan ampunan, bulan kemenangan dan waktu untuk menanam amal-amal
kebaikan. Umat Islam di seluruh dunia, ikut bergembira merayakan kedatangannya,
menyongsong semangat untuk berlomba-lomba mengejar pahala, sebagai bekal menuju
hari akhiratnya.
Menggambarkan tentang
betapa mulianya bulan Ramadhan disertai dengan segala hiruk-pikuk di dalamnya, tidak
hanya berbentuk tindakan puasanya. Memuliakan Ramadhan bisa juga digambarkan
dengan mengatur keindahannya dengan menuliskan dalam bentuk puisi.
Dikutip dari
Detik.com dan Kumparan.com, berikut beberapa puisi pilihan yang bisa dijadikan
referensi dalam menggambarkan keagungan puasa. Bacalah 4 puisi berikut ini:
Puisi 1
Judul :
Lailatul Qadar
Karya Taufik
Ismail
Margasatwa
tak berbunyi
Gunung
menahan nafasnya
Angin
pun berhenti
Pohon-pohon
tunduk
Dalam
gelap malam
Pada
bulan suci
Qur'an
turun ke bumi
Qur'an
turun ke bumi
Inilah
malam seribu bulan
Ketika
cahaya sorga menerangi bumi
Ketika
cahaya sorga menyinari bumi
Inilah
malam seribu bulan
Ketika
Tuhan menyeka airmata kita
Ketika
Tuhan menyeka dosa-dosa kita
Puisi 2
Setiap
Ramadhan Mengetuk
Oleh: Tiar Rahman
Ketika tamu agung itu datang, ia mencoba mengetuk
Mencari tahu, apa yang akan dilakukan manusia
Ketika ia menghampiri
Setiap Ramadhan mengetuk
Ibu-ibu sibuk menyiapkan menu untuk sebulan untuk sahur dan berbuka puasa
Bapak-bapak sibuk menyiapkan dana dan lebaran dimana
Anak-anak sibuk menghitung upah puasa
Remaja-remaja sibuk bertanya mau tarawih bareng siapa
Kantor-kantor sibuk menyelenggarakan ceramah dan buka puasa bersama
Tukang baju dan mal-mal sibuk menjerat calon pelanggannya
Sementara di bagian lain di sana
Walau bukan bulan puasa
Tak tahu hari ini dan besok akan makan apa
Berpakaian seadanya
Mereka yang miskin papa
Setiap Ramadhan mengetuk
Televisi berlomba-lomba menyiarkan sinetron-sinetron picisan
Yang mereka sebut islami
Tapi tidak pernah nyar-'i
Tidak pula membumi
Menayangkan seribu kuis katanya untuk bagi-bagi rezeki
Bertabur artis-artis cantik dan seksi
Mengajak mengirim sms sebanyak-banyaknya setiap hari
Layaknya berjudi.
Setiap Ramadhan mengetuk
Masjid-masjid kembali ramai dikunjungi
Orang-orang berlomba berjilbab, bersorban dan berpeci.
Masjid yang dulu sepi
Ramai di awal, kemudian kembali menjadi sepi
Tilawah terdengar di seantero negeri
Dari rumah-rumah, mushola-mushola, masjid-masjid yang berdiri
Semoga itu bukan hanya sekedar bunyi
Tanpa kesan tanpa arti
Tanpa bukti
Padahal...
Setiap Ramadhan mengetuk
Yang diketuknya adalah pintu hati
Agar insan mencari hakikat diri
Agar bisa berkaca pada nurani
Agar lebih perduli untuk berbagi
Agar menjadi mu'min sejati
Kali ini..
Ramadhan akan mengetuk kembali
Apakah kita akan menjadikannya berarti
Ataukah ia akan berlalu seperti Ramadhan-ramadhan yang dulu lagi
Puisi 3
Selamat
Bulan Ramadhan
Oleh: Masayu Sechmaida
Mati bulan pada lini
Hilal bersimpul, tersenyum mentari
Terbuka pintu bulan pahala suci
Cahaya mulia menyambangi hari
Langkah pertama menjejak hati
Ikhlas menjalani perintah Ilahi
Berpuasa sepenuh bulat bulan
Dengan cobaan menuju kemenangan
Menumpas nafsu nan meraja
Menahan lapar dahaga mendera
Seluas samudra kesabaran teruji
Lisan terjaga dari perkataan keji
Jiwa raga pancarkan kasih nurani
Pijarkan putih cahaya ruhani
Membaur sinar kemuliaan bulan pahala
Menyentuh hangat insan beriman
Titian bulan pahala terbentang kemuliaan
Semangatlah menapaki dengan ketaqwaan
Hingga final menggapai kemenangan
Selamat menjalani ibadah Ramadhan
Puisi 4
Ketika
Ramadhan Menghampiri
Oleh: Noviyanti
Syaban akan berganti
Ramadhan kini dinanti
Bulan suci dambaan hati
Bagi setiap insan yang menanti
Selalu Kudapati wajahmu
Dalam lelap tidurku Menjelang Ramadhan tiba
Engkau datang
Walau sekilas dan hanya tersenyum padaku
Kali ini
Kulihat bayangmu
Seperti biasa
Menjelang Ramadhan tiba
Tapi kali ini
Kau tersenyum padaku tak seperti biasanya
Kali ini
Senyummu begitu indah
Dengan cahaya yang memancar di wajahmu
Kau tersenyum padaku juga padanya
Yang sebenamya baru aku temui beberapa waktu ini
Menjelang Ramadhan
Engkau hadir walau hanya dalam mimpi
Menghapus rinduku
Yang sebenarnya nanti Akan tumbuh kembali.
Ibu semoga doa-doaku bisa melapangkan barzahmu.
0 Comments