Dalam tulisan ini, mengetengahkan topik tentang teks pidato yang berkaitan dengan dunia yang sedang dialami oleh generasi milenial. Harapannya melalui teks pidato ini, diharapkan para generasi milenial bisa semakin mwaws diri dan leboh berhati-hati dalam melakukannya aktivitasnya dengan dunia teknologi, khususnya media sosial.
adapun teks pidatonya adalah sebagai berikut:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahi wa Kafaa
Wasshalaatu Wassalaamu ‘Alan Nabiyyil Musthafaa Wa ‘Alaa ‘Alihii Washahbihi
Ahlisshidqi wal Wafaa, ‘Amma ba’du
Yang saya hormati Bapak dewan
juri
Yang saya hormati para
panitia yang bertugas
Serta teman-teman
seperjuangan yang saya cintai.
Syukur dan puji marilah kita
sanjungkan kepada Ilahi rabbi, yang telah mencurahkan nikmat-Nya yang tiada
bertepi. Sehingga kita dapat hadir di tempat yang barokah ini, guna untuk mengikuti
lomba TECHNOLOGY AND ISLAMIC
COMPETITION 2025
Sholawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Beliau laksana purnama di
waktu malam, memberi petunjuk ke jalan kebaikan, untuk menyelamatkan umat
manusia di dunia dan di hari kemudian.
Hadirin wal Hadirat Yang Berbahagia.
Masa
muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh
dengan romantika-romantika cinta. Indahnya masa muda dihiasi dengan bentuk
fisik yang kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, fikiran masih
cermat, wajah yang cantik memikat, walaupun ada sedikit jerawat, akan tetapi
tidaklah gawat karena masih banyak obat di apotik terdekat. Oleh karena itu,
pantas bila para remaja dan pemuda merupakan salah satu penentu maju dan
mundurnya suatu Negara. Sesuai dengan fitrahnya, pemuda dan remaja merupakan
tulang punggung suatu Negara, penerus estafet perjuangan terhadap agama dan
bangsanya. Seorang pujangga Mesir yang bernama Syekh Mustofa Al-Ghalayaini
lewat sebuah syairnya yang indah pernah berkata :
اِنَّ فىِ يَدِ السُّبَّانِ
اَمْرَ اْلاُمَّةِ وَفىِ اَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا
(Inna fii Yadi Subbani Amral Ummati Wafii Aqdaamihaa Hayaatahaa)
“Sesungguhnya di tangan
pemudalah letaknya suatu ummat, dan di kaki merekalah terdapat kehidupan
ummat”
Hadirin wal Hadirat Yang Berbahagia.
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya
menyampaikan pidato tentang:
“Adab Bersosial Media Generasi Milenial”
Adab pertama yang harus diperhatikan seorang
muslim dalam bermedia sosial adalah Muraqabah (merasa selalu diawasi Allah).
Apapun yang kita sebarluaskan di media sosial, termasuk niat dibalik postingan
tersebut harus disadari bahwa Allah Maha Mengetahui. Dengan selalu merasa
diawasi Allah kita hanya akan menggunakan media sosial untuk hal-hal yang
membawa maslahat. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اِنْ تُبْدُوْا شَيْـًٔا اَوْ تُخْفُوْهُ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Artinya:
“Jika kamu menampakkan sesuatu atau menyembunyikannya, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 54).
Seorang
muslim harus senantiasa meningkatkan keimanan, mempererat persaudaraan,
mengokohkan kerukunan, dan tidak mengajak kepada hal-hal yang maksiat. Penting
bagi seorang Muslim untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) ketika mendapatkan
informasi yang belum tentu kebenarannya.
Sebagaimana
firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat: 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.“
Kedua,
Seorang Muslim dalam menyampaikan informasi harus dengan benar. Islam
mengajarkan opini yang jujur dan didasarkan pada bukti dan fakta serta
diungkapkan dengan tulus. Tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui
kebenarannya di media sosial. Istilah ini disebut qaul zur yang berarti
perkataan buruk atau kesaksian palsu.
Firman
Allah SWT pada Q.S. Al-Hajj: 30:
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ حُرُمٰتِ اللّٰهِ فَهُوَ
خَيْرٌ لَّهٗ عِنْدَ رَبِّهٖۗ وَاُحِلَّتْ لَكُمُ الْاَنْعَامُ اِلَّا مَا يُتْلٰى
عَلَيْكُمْ فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْاَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ
ۙ
Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan
barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah
lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua
binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka
jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan
dusta.” Perintah untuk amar ma’ruf nahi munkar idealnya juga dipedomani seorang
Muslim dalam bermedsos. Sudah saatnya media sosial harus dipergunakan untuk
mengajak kepada kebaikan, menyalurkan konten positif melalui berbagai platform
yang saat ini banyak digemari masyarakat. Sosial media seperti Youtube, Tiktok,
Twitter, Facebook, Instagram, dsb merupakan media yang tepat dan mudah untuk
menyebarluaskan kebaikan yang bertanggungjawab. Dan kita harus menjadi
orang-orang yang masuk dalam golongan amar ma'ruf nahi munkar.
Sebagaimana
firman Allah dalam QS. Ali Imran: 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ
اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung.” Semoga, di tengah arus globalisasi dan gencarnya
informasi yang tiada henti setiap detiknya saat ini, kita semakin bijaksana dan
arif dalam bermedsos ria. Akhlak yang mencerminkan pribadi Muslim harus
terus dipedomani sehingga berbagai fasilitas dan kemudahan zaman dapat membawa
maslahat untuk umat dan bangsa.
Demikian yang bisa saya
sampaikan. Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas semua
kekhilafan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Akhirul kalam.
﴾ السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
Teks pidato ini dikutip dari Nu
online
0 Comments