Ticker

6/recent/ticker-posts

Hari Puisi Nasional: Mengenang Sosok Penyair Chairil Anwar

 




Setiap tanggal 28 April, dunia sastra disuguhkan oleh romantika akan kenangan sosok yang berjasa dalam mengenalkan puisi di Indonesia. Sosok sastrawan, penyair yang menamatkan perjuangannya melalui rangkaian puisinya.

Dialah sosok Chairil Anwar, sosok sastrawan yang terkenang dengan  puisinya berjudul ‘Aku’. Puisi inilah yang juga menjadi representasi akan sebutan “Si Binatang Jalang”.  Chairil Anwar adalah salah satu tokoh yang ikut berkontribusi terhadap perkembangan puisi modern yang ada di Indonesia.

Dalam mengenang sosok paling berjasa dalam kehidupannya biasanya akan disandingkan dengan tanggal kelahirann tokoh tersebut. Akan beda halnya dengan tokoh yang satu ini, tanggal 28 April yang kini dikenal sebagai Hari Puisi Nasionall ternyata menyesuaikan dengan tanggal dari hari kematian Chairil Anwar.

Penetuan tanggal ini seolah mengajak para penikmat dan pemerhati sastra untuk ikut berkontribusi dalam menyuarakan keberanian melalui kata-kata. Kembali menyalakan kobaran semangan yang dulu pernah ditorehkan oleh Chairil Anwar melalui sajak-sajaknya.

Upaya dalam mengenang akan kepribadiannya yang berani, perlu dituangkan dalam semangatnya untuk terus menghidupkan puisi., berusaha merenungkan akan bait-bait puisi yang dibuatnya dengan berdasarkan pada problematika kehidupan bangsa saat ini.

Sosok Chairil Anwar yang lahir pada tanggal 26 Juli 1992 di Medan, Sumatra Utara memiliki kepribadian yang tangguh dan pemberani. Dia memberikan kebebasan dalam puisinya tanpa harus terikat oleh dogma-dogma pragmatis. Melalui puisinya “Aku” menggambarkan betapa dahulunya beliau ikut bergerak di awal kemerdekaan Indonesia. Maka sebagai bentuk penghormatan atas jasanya, dipilihlah tanggal 28 April sebagai Hari Puisi Nasional.

Post a Comment

0 Comments