Bagi
sebagian masyarakat, sepertinya sudah pernah menonton serial film Ayat-Ayat
Cinta, Ketika Cinta Bertasbih yang diadaptasi dari novel karya Habiburrahman El
Shirazy atau serial film Harry Potter yang juga adaptasi dari novel karya J.K
Rowling. Dua penulis ini menjadi fenomenal di masanya karena telah menjadikan Khazanah
baru kepenulisan novel menjadi sangat diperhitungkan. Hal ini menjadi bukti
nyata akan investasi soal dan budaya dari tiap negara bisa terdokumetasi dengan
baik dan dikenal banyak orang tidak hanya ditingkat lokal saja, melainkan bisa sampai
ke tingkat global.
Lalu
apa sebenarnya novel itu? Novel dalam pengertiannya yaitu salah satu jenis
karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Panjang tulisan mencapai ratusan
halaman. Di dalam novel ditemukan berbagai permasalahan kompleks yang dialami
tokoh. Permasalahan tersebut berkembang dan dapat mengubah nasib tokohnya.
Novel
memiliki unsur-unsur pembangun. Dilansir dari buku Bahasa Indonesia SMA/MA
Kelas 12, Unsur pembangun dalam novel ada yang berasal dari dalam cerita itu
sendiri atau disebut dengan unsur intrinsik dan ada yang berasal dari luar cerita
atau disebut dengan unsur ekstrinsik.
Unsur
intrinsik dalam novel terdiri dari tema, penokohan, plot atau alur, latar, sudut
pandang, dan amanat. Berikut penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut:
1. Tema
Tema merupakan ide, gagasan, atau
pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi terciptanya suatu karya sastra.
Untuk menentukan tema, diperlukan pemahaman atas keseluruhan cerita, bukan
hanya dari sebagian cerita. Kehadiran tema dalam cerita terimplisit dan merasuki
keseluruhan cerita.
Berbagai cerita yang diangkat dalam
novel menitik beratkan pada aspek pengalaman, baik pribadi maupun sosial. Pengalaman
tersebut bisa berkaitan dengan percintaan, agama, harga diri, kepahlawanan dan
seterusnya.
2. Penokohan
Penokohan merupakan tokoh-tokoh rekaan
yang diciptakan pengarang untuk mendukung cerita. Dalam perspektif Nurgiyanto,
tokoh cerita adalah manusia-manusia yang dimunculkan dalam sebuah karya fiksi
baik narasi atau drama yang oleh pembaca diinterpretasikan memiliki kualitas
moral dan keinginan tertentu berupa ungkapan dalam kata dan apa saja yang
dilakukan. Penokohan ini terdiri dari:
a.
Tokoh
utama dan tokoh tambahan
Tokoh utama
adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam fiksi dan ditampilkan secara
terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Sedangkan tokoh
tambahan lazimnya tidak dipentingkan bahkan sangat sedikit ditampilkan.
b.
Tokoh
protagonis dan tokoh antagonis
Tokoh
protagonis merupakan tokoh yang dikenal sebagai pahlawan, penuh kebaikan
artinya tokoh yang perwujudan, aturan-aturan, dan nilai-nilai yang sesuai bagi
pembacanya. Sedangkan tokoh yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan
disebut tokoh antagonis (jahat). Tokoh yang berlawanan dengan tokoh protagonis
secara langsung atau tidak langsung bersifat fisik atau batin.
3. Plot atau alur
Plot merupakan keseluruhan rangkaian
peristiwa dalam sebuah cerita, namun secara khusus plot bukan sekadar rangkaian
peristiwa yang termuat dalam konflik-konflik tertentu. Alur adalah jalinan
cerita yang mempunyai kausalitas sampai memiliki kepaduan atau keutuhan dalam
suatu peristiwa.
Alur atau jalannya sebuah cerita dapat
dibagi menjadi lima bagian. Kelima tahap ini adalah tahap situasi, mulai
konflik, peningkatan konflik, klimaks dan penyelesaian. Berdasarkan urutan
waktu, alur dibagi atas tiga bagian, yaitu alur maju, alur mundur dan alur
campuran.
4. Latar atau setting
Latar atau setting biasa disebut juga landas tumpu. Hal ini
mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan-lingkungan social
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
5. Sudut pandang
Sudut pandang atau point of view merupakan
cara pandang pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Secara garis besar, sudut pandang
dibagi dua, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama ditandai
dengan kata “aku” yang menunjukkan si pencerita dan berperan sebagai tokoh
cerita atau menjadi orang pertama pelaku utama dan orang pertama pelaku
sampingan. Sedangkan orang ketiga ditandai dengan kata “dia” atau langsung
menyebutkan nama tokoh.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin
disampaikan pengarang dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah cerita
mencerminkan pandangan hidup pengarang, misalnya tentang nilai-nilai kebenaran.
Selanjutnya
unsur eksrinsik novel yaitu faktor-faktor di luar novel itu sendiri yang dapat
memengaruhi atau memberikan konteks terhadap karya sastra tersebut. Unsur-unsur
tersebut meliputi latar belakang pengarang, kondisi sosial-budaya saat novel di
tulis, dan nilai-nilai yang terkandung dalam novel.
1. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang meliputi kehidupan,
pengalaman hidup dan pandangan hidup pengarang yang dapat memengaruhi tema,
pesan, dan gaya bahasa dalam novel.
2. Kondisi sosial-budaya
Kondisi sosial-budaya ini meliputi
kondisi sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat saat novel tersebut ditulis.
3. Nilai-nilai
Nilai-nilai yang dimaksudkan ini
meliputi nilai moral, social, budaya dan nilai estetika.
Semoga
Bermanfaat
0 Comments