Zaman kemajuan
Islam dari aspek ilmu pengetahuan dan tekhnologi, seringkali disandingkan
dengan zaman kekhalifahan pada masa dinasti Abbasiyah. Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah
merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad yang sekarang
menjadi ibu kota Irak.
A.
Pemerintahan
Dinasti Abbasiyah
Dinasti
Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, yakni Bani Umayah.
Proses kelahiran dinasti ini ditandai dengan gerakan oposisi (lawan) dari
golongan Syi’ah terhadap pemerintahan Bani Umayah yang merasa tertekan dengan
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dan bergejolak sejak pembunuhan
Husein bin Ali dan pengikutnya di Karbala.
Dinamakan Bani
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Al Abbas,
paman nabi Muhammad Saw.. Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al Saffah
ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al Abbas. Dengan lama kekuasaan Dinasti
Abbasiyah yaitu dari tahun 132 H (750 M) sampai dengan 656 H (1258 M).
Adapun langkah-langkah
politik yang dilaksanakan oleh Muhammad
ibn Ali al-Abbas yaitu sebagai berikut:
1.
Membuat
propaganda agama guna menghasut rakyat
untuk menentang kekuasaan Umayah, serta menanamkan ide-ide tentang hak khalifah
2. Membentuk
kelompok-kelompok tertentu, seperti kelompok Hamimah, Kufah, dan Khurasan. Ketiga
kelompok tersebut bersatu dalam satu tujuan, yaitu untuk menumbangkan Dinasti Umayah
3.
Mencetuskan
ide tentang persamaan antara orang Arab dan non-Arab.
Perlu diketahui
bahwa tujuan penting yang ingin dicapai oleh khalifah al-Abbas dan belum
dilakukan oleh Dinasti Umayah adalah tegaknya syariat Islam. Maka untuk melancarkan
tujuan tersebut ada strategi yang dilakukan, diantaranya:
1.
Dilaksanakan
dengan sangat rahasia tanpa melibatkan pasukan perang
2. Menggabungkan para pengikut Abu Muslim Al-Khurasan dengan pengikut Abbasiyah
B.
Fase-fase
pemerintahan bani Abbasiyah
Masa pemerintahan
daulah Abbasiyah menurut perubahan pola pemerintahan dan politik, para
sejarawan membagi menjadi 5 periode sebagai berikut:
1.
Periode
awal atau pengaruh Persia pertama (750 M – 847 M)
Pada
periode awal, terdapat 10 khalifah yang memimpin, salah satu ciri pemerintahan
Abbasiyah adalah adanya unsur non-Arab yang memengaruhi seperti Persia dan
Turki.
2.
Periode
lanjutan atau Turki pertama (847 M – 945 M)
Pada
masa ini, ada 13 khalifah yang memerintah dan ditandai dengan kebangkitan orang
Turki seperti dibangunnya kota Samarra’ oleh Al-Mu’tashim
3.
Periode
Buwaihiah atau pengaruh Persia kedua (945 M -1055 M)
Pada
masa ini, ada lima khalifah yang memerintah. Periode Buwaihiyah berlangsung
lebih dari 150 tahun.
4.
Periode
dinasti Saljukiyah atau pengaruh Turki kedua (1054 M – 1157 M)
Periode
ini berawal ketika Seljuk berhasil mengalahkan bani Buwaihiyah dan berakhir
dengan terjadinya serbuan Mongol
5.
Bebas
dari pengaruh lain (1157 M – 1258 M)
Setelah Mas’ud bin Muhammad menghabisi kekuasaan Seljuk,
kekhalifahan Abbasiyah dikacau lagi dengan adanya kaum Khuarzamsyah dari Turki
yang dulunya menjadi pembantu Seljuk.
Pada masa
pemerintahan khalifah Al-Mahdi, perekonomian di Bagdad mulai meningkat dengan
peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil
pertambangan seperti perak dan emas.
Masa kejayaan
Daulah Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan
putranya yang bernama Al-Ma’mun (813-833 M). Harun Ar-Rasyid banyak mendirikan
rumah sakit, lembaga pendidikan bahkan 800 orang dokter. Sedangkan Al-Ma’mun
yang cinta terhadap ilmu filsafat mendirikan Baitul Hikmah sebagai pusat pusat
penerjemahan sekaligus perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.
Kekuatan militer
terjadi pada masa khalifah Al-Mu’tashim (883-842 M) dengan pembinaan prajurit-prajurit
secara profesional sehingga pada masa itu bisa memusnahkan revolusi al Khawarij
di Afrika Utara, gerakan Zindiq di Persia, gerakkan Syi’ah dan konflik
antarbangsa dan pemikiran keagamaan.
Semoga bermanfaat!
0 Comments