Ticker

6/recent/ticker-posts

Sejarah Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Abbasiyah

 

Zaman kemajuan Islam dari aspek ilmu pengetahuan dan tekhnologi, seringkali disandingkan dengan zaman kekhalifahan pada masa dinasti Abbasiyah.  Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad yang sekarang menjadi ibu kota Irak.

A.    Pemerintahan Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, yakni Bani Umayah. Proses kelahiran dinasti ini ditandai dengan gerakan oposisi (lawan) dari golongan Syi’ah terhadap pemerintahan Bani Umayah yang merasa tertekan dengan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dan bergejolak sejak pembunuhan Husein bin Ali dan pengikutnya di Karbala.

Dinamakan Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Al Abbas, paman nabi Muhammad Saw.. Daulah Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al Abbas. Dengan lama kekuasaan Dinasti Abbasiyah yaitu dari tahun 132 H (750 M) sampai dengan 656 H (1258 M).

Adapun langkah-langkah politik yang dilaksanakan  oleh Muhammad ibn Ali al-Abbas yaitu sebagai berikut:

1.      Membuat propaganda  agama guna menghasut rakyat untuk menentang kekuasaan Umayah, serta menanamkan ide-ide tentang hak khalifah

2.   Membentuk kelompok-kelompok tertentu, seperti kelompok Hamimah, Kufah, dan Khurasan. Ketiga kelompok tersebut bersatu dalam satu tujuan, yaitu  untuk menumbangkan Dinasti Umayah

3.      Mencetuskan ide tentang persamaan antara orang Arab dan non-Arab.

Perlu diketahui bahwa tujuan penting yang ingin dicapai oleh khalifah al-Abbas dan belum dilakukan oleh Dinasti Umayah adalah tegaknya syariat Islam. Maka untuk melancarkan tujuan tersebut ada strategi yang dilakukan, diantaranya:

1.      Dilaksanakan dengan sangat rahasia tanpa melibatkan pasukan perang

2.      Menggabungkan para pengikut Abu Muslim Al-Khurasan dengan pengikut Abbasiyah 


 

B.     Fase-fase pemerintahan bani Abbasiyah

Masa pemerintahan daulah Abbasiyah menurut perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan membagi menjadi 5 periode sebagai berikut:

1.      Periode awal atau pengaruh Persia pertama (750 M – 847 M)

Pada periode awal, terdapat 10 khalifah yang memimpin, salah satu ciri pemerintahan Abbasiyah adalah adanya unsur non-Arab yang memengaruhi seperti Persia dan Turki.

2.      Periode lanjutan atau Turki pertama (847 M – 945 M)

Pada masa ini, ada 13 khalifah yang memerintah dan ditandai dengan kebangkitan orang Turki seperti dibangunnya kota Samarra’ oleh Al-Mu’tashim

3.      Periode Buwaihiah atau pengaruh Persia kedua (945 M -1055 M)

Pada masa ini, ada lima khalifah yang memerintah. Periode Buwaihiyah berlangsung lebih dari 150 tahun.

4.      Periode dinasti Saljukiyah atau pengaruh Turki kedua (1054 M – 1157 M)

Periode ini berawal ketika Seljuk berhasil mengalahkan bani Buwaihiyah dan berakhir dengan terjadinya serbuan Mongol

5.      Bebas dari pengaruh lain (1157 M – 1258 M)

Setelah Mas’ud bin Muhammad menghabisi kekuasaan Seljuk, kekhalifahan Abbasiyah dikacau lagi dengan adanya kaum Khuarzamsyah dari Turki yang dulunya menjadi pembantu Seljuk.

Pada masa pemerintahan khalifah Al-Mahdi, perekonomian di Bagdad mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak dan emas.

Masa kejayaan Daulah Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan putranya yang bernama Al-Ma’mun (813-833 M). Harun Ar-Rasyid banyak mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan bahkan 800 orang dokter. Sedangkan Al-Ma’mun yang cinta terhadap ilmu filsafat mendirikan Baitul Hikmah sebagai pusat pusat penerjemahan sekaligus perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.

Kekuatan militer terjadi pada masa khalifah Al-Mu’tashim (883-842 M) dengan pembinaan prajurit-prajurit secara profesional sehingga pada masa itu bisa memusnahkan revolusi al Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindiq di Persia, gerakkan Syi’ah dan konflik antarbangsa dan pemikiran keagamaan.

 

Semoga bermanfaat!  

Post a Comment

0 Comments